Selasa, 26 Februari 2013

Analisa Usahatani

Ageibisnis merupakan suatu usaha yang harus dikembangkan oleh para petani diperdesaan

MODUL 5 ANALISIS USAHA TANI

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan menyebabkan terhambatnya upaya peningkatan produksi padi. Penyediaan sarana produksi terutama pupuk yang sangat dibutuhkan petani mulai terganggu akibat naiknya harga pupuk, sehingga penggunaan pupuk oleh petani tidak sesuai dengan rekomendasi.  Benih padi terutama varietas hibrida juga belum tersedia secara kontinu dan harganya mahal sehingga tidak terjangkau petani.  Hal ini menyebabkan sebagian besar usaha tani padi menggunakan benih kurang bermutu atau benih hasil seleksi petani dari musim tanam sebelum-nya atau menggunakan benih generasi lanjut (Inpara 1 – 6), dan seterusnya) yang awalnya adalah benih hibrida. penggunaan sumber daya yang terbatas yang meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Pemilihan usaha tani secara efisien memerlukan berbagai informasi untuk dijadikan pedoman, baik informasi hasil-hasil penelitian, maupun informasi sesaat/insidentil  dari pemerintah dan swasta yang bergerak dalam bidang pertanian (Soekartawi et al., 1984).
Usaha tani padi yang dilakukan  petani merupakan pengelolaan usaha yang mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang dikuasainya (resources  endowment)  yang meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Tujuannya adalah menghasilkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan memperoleh pendapatan tunai untuk membiayai keperluan sehari-hari lainnya. Kemampuan sumber daya yang dikuasai ini sangat menentukan jenis usaha tani yang akan dilaksanakan.  Jenis usaha tani pada dasarnya ditentukan oleh tujuan usaha tani yang dapat digolongkan menjadi lima tingkatan yaitu: 1) subsisten penuh, 2) subsisten fakultatif, 3)  pra-komersial, 4) semikomersial, dan 5) komersial (Sumarno dan Suwasik, 1995).

Fenomena lemahnya posisi rebut  tawar  petani ("bargaining position") dalam pemasaran hasil menyebabkan harga yang diterima petani berfluktuasi sesuai ketentuan pedagang.  Ini menyebabkan motivasi petani untuk mengusahakan padi berubah-ubah sehingga terjadi fluktuasi luas panen setiap musim tanam, terutama pada sentra-sentra produksi padi di Indonesia.  Masalah lain yang sering terjadi pada pengusahaan padi di lahan sawah tadah hujan adalah terjadinya kepentingan yang saling mengalahkan ("trade-off") pada penggunaan tenaga kerja keluarga.  Hal ini terjadi karena selama ini  padi dianggap sebagai komoditas inferior, sehingga sebagian besar petani masih enggan mengorbankan biayanya dalam upaya meningkatkan produksi.
Pengelolaan usaha tani merupakan  pemilihan usaha antara berbagai alternatif  perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan ekonomi, sosial, dan  ling-kungan politik.  Oleh karena itu, dalam kenyataannya tidak akan ada usaha tani yang berkelanjutan ("sustainable agriculture") pada tiap lokasi.   Usaha tani yang berkelanjutan harus memiliki kriteria layak secara ekonomi ("economically viable"), ramah lingkungan ("environ-mentally sound"), diterima petani dan masyarakat  ("socially acceptable"), dan didukung secara politis ("politically supportable").

B.       Deskripsi Singkat
Bahan ajar ini berisikan unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan analisis usahatani padi yang  harus dimiliki oleh Penyuluh pertanian dalam melakukan tugas penyuluhan kepada petani padi.
Bahan ajar ini memuat serangkaian kegiatan belajar, yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat melayani kegiatan belajar secara individu dan memudahkan setiap peserta untuk menguasai unit pembelajaran secara sistematis dan bertahap, guna mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ini digunakan dengan bimbingan pelatih kepada peserta secara bertahap sesuai urutan atau langkah kegiatan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga modul ini dilengkapi dengan petunjuk pengajaran bagi pelatih yang memuat rencana pengajaran modul serta perincian dari kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh peserta dan pelatih.
Pada setiap sub pokok bahasan agar diproses dalam periode waktu yang berurutan, karena setiap sub pokok bahasan saling mengkait dan merupakan satu satuan utuh.
Terkait dengan program, proses, hasil, dan umpan balik dalam pelatihan baik yang berkenaan dengan merumuskan tujuan, merancang kegiatan belajar dalam pelaksanaan pelatihan, maka pada bahan ajar ini dilengkapi contoh kasus yang dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai analisis usahatani padi

C.       Tujuan Pembelajaram
1.    Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah  pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menganalisa usahatani padi dengan baik dan benar.
2.    Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai mempelajari modul ini peserta mampu :
a.      memahami karakteristik dan jenis tenaga kerja serta mampu menghitung efisisensi tenaga kerja, efisisensi teknis dan efisiensi usahatani padi
b.      memahami konsep modal an peralatan dalam usahatani padi serta mampu menghitung biaya penyusutan  dengan baik dan benar
c.      mampu menganalisis biaya,pendaatan dan kelayakan usahatani padi.


D.       Pokok dan Sub Pokok Bahasan
I.        Tenaga Kerja dan efisiensi
A.        Karakteristik tenaga kerja daam usahatani
B.        Jenis tenaga kerja
C.        Efisiensi tenaga kerja
D.        Efisiensi teknis dan efisiensi usaha
E.        Rangkuman
II.      Modal dan Peralatan Usahatani Padi
A.        Pengertian  modal
B.        Konsekuensi modal dan peralatan
C.        Rangkuman
III.        Analisis biaya, pendapatan dan kelayakan Usahatani Padi
A.        Fungsi Biaya
B.        Pendekatan analisis biaya dan pendapatan